A. Nama
Pendekatan
1. Non-directive
therapy (menggambarkan Rogers dan para muridnya dalam melakukan riset terapi
dengan pendekatan tidak langsung, pada tahun 1939).
2. Client-centred
(diambil dari judul buku Rogers yang ditulis tahun 1951)
3. The
person-centred therapy
B.
Sejarah
Perkembangan
Carl
Ransom Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di
LaJolla, California, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers tidak memiliki
banyak teman sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Dia
membaca buku apa saja yang ditemuinya termasuk kamus dan ensiklopedi, meskipun
ia sebenarnya sangat menyukai buku-buku petualangan. Ia pernah belajar di
bidang agrikultural dan sejarah di University of Wisconsin. Pada tahun 1928 ia
memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan
kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931.
Dari 1935 sampai 1940 ia mengajar di University of Rochester dan menulis Perlakuan Klinis
Anak Soal (1939), berdasarkan pengalamannya dalam bekerja dengan anak-anak
bermasalah. Dia sangat dipengaruhi dalam membangun kliennya-pendekatan terpusat
oleh Freudian psikoterapi praktik-pos Otto Rank . Pada tahun 1940 Rogers
menjadi profesor psikologi klinis di Ohio State University, di mana ia menulis
buku keduanya, Konseling dan Psikoterapi (1942 ). Dan pada tahun 1942, Rogers menjabat sebagai ketua dari American
Psychological Society.
Pada 1945, ia diundang untuk mendirikan sebuah
pusat konseling di Universitas Chicago. Sementara menjadi seorang
profesor psikologi di University of Chicago (1945-1957), Rogers membantu untuk
mendirikan sebuah pusat konseling berhubungan dengan universitas dan di sana
dilakukan penelitian untuk menentukan efektivitas metodenya. Temuan dan teorinya muncul Client-Centered
Therapy (1951) dan Psikoterapi dan Kepribadian Perubahan (1954).
Pada tahun 1956, Rogers menjadi Presiden pertama American Academy of
psikoterapis. Ia mengajar psikologi di University of Wisconsin, Madison
(1957-1963), ia menulis salah satu yang paling dikenal buku-bukunya, On
becoming a Person (1961).
Rogers melanjutkan mengajar di University of
Wisconsin sampai 1963, ia menjadi penduduk di Pusat Studi baru untuk Orang di La Jolla . Rogers meninggalkan WBSI
untuk membantu menemukan Pusat Studi Orang pada tahun 1968. Buku berikutnya
termasuk Carl Rogers on Personal Power
(1977) dan Freedom to Learn for the 80's (1983).
Dia tetap menjadi penduduk La Jolla selama sisa hidupnya, melakukan terapi,
memberikan pidato dan menulis sampai kematian mendadak pada tahun 1987.
Pendekatan
Person-centered yang dikembangkan
Rogers pada tahun 1930, dibagi menjadi empat tahapan atau
fase. Pertama, tahap
perkembangan, termasuk tahun-tahun awal profesional
roger. Kedua, tahap non-directive nya
menandai awal pengembangan
teoritis dan penekanannya
pada pemahaman klien
dan mengkomunikasikan pemahaman itu. Tahap ketiga, client-centered, melibatkan
pengembangan lebih teoritis kepribadian dan
perubahan paikoterapi, serta
terus memfokuskan pada orang bukan pada
teknik. Tahap keempat,
person-centered, melalui psikoterapi individu
yang meliputi konseling
Mariage, terapi kelompok,
dan aktivisme politik
dan perubahan. pembentukan
bertahap dari tahap
ini dan kontribusi roger untuk psikoterapi
dibahas berikutnya.
C.
Hakikat
Manusia
Dalam pendekatan person-centered,
orang didasarkan pada empat
keyakinan utama: 1)
orang yang dapat
dipercaya, 2) orang mempunyai
sifat bawaan untuk bergerak menuju aktualisasi diri dan kesehatan, 3)
orang memiliki sumber
daya inti untuk mengubah mereka ke arah
diri yang positif (konstruktif), dan 4)
orang merespon untuk
mereka dianggap unik
dunia (dunia fenomenologi). Aktualisasi diri dipandang sebagai pengalaman kemanusiaan yang paling berarti, sehingga dengan mengaktualisasikan dirinya, manusia dapat menikmati segala aspek kehidupannya.
Pada
sisi
lain Rogers
memandang manusia adalah sebagai makhluk sosial,
berkembang, rasional dan realistis. Manusia adalah subjek
yang
utuh, aktif, dan unik.
D.
Perkembangan
Perilaku
1.
Struktur
Kepribadian
Perhatian utama Rogers kepada perkembangan atau perubahan
kepribadian, karena itu ia tidak menekankan kepada struktur kepribadian.
Walaupun demikian, Rogers mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu:
organisme dan self.
a)
Organisme
Merupakan locus (tempat semua pengalaman). Totalitas pengalaman,
baik disadari maupun tidak disadari membangun medan fenomenal (phenomenal
field), medan fenomenal menjadi “frame of reference” individu yang hanya
diketahui individu itu sendiri. Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati
atau dialaminya (realitas) dan satu kesatuan sistem, sehingga perubahan
pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna
pribadi dan bertujuan, yakni bertujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan
mengembangkan diri.
b)
Self
Self (yang sekarang dikenal
sebagai self concept) merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers.
Rogers mengartikan selft sebagai “persepsi tentang hubungan I atau me dan mempersepsi hubungan I
atau me dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk
nilai-nilai yang terkait dengan keyakinan persepsi tersebut”. Atau “keyakinan
tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri”.
2.
Pribadi
Sehat dan Bermasalah
Pribadi
sehat adalah Terdapatnya keseimbangan antara organisme, lapangan fenomena dan
self sebagai hasil dari interaksi individu untuk selalu berkembang. Sedangkan
pribadi yang bermasalah adalah Adanya ketidakseimbangan/ketidaksesuaian antara
pengalaman organismik dan self yang menyebabkan individu merasa rapuh dan mengalami
salah suai.
E.
Hakikat
Konseling
Pendekatan Person Centered pada
dasarnya berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan yang ditujukan oleh
konselor/terapis terhadap klien, dimana masing-masing saling mengungkapkan atau
memperlihatkan kemanusiaannya dan berpartisipasi dalam pengalaman pertumbuhan.
Konseling menurut Rogers merupakan sesuatu yang diperlukan untuk individu dalam
mencapai kesadaran untuk mengaktualisasikan diri.
F.
Kondisi
Pengubahan
1.
Tujuan
Tujuan utama dalam terapi Person
centered adalah untuk memfasilitasi kepercayaan dan kemampuan individu pada
saat ini. Tujuan khususnya dalah membantu klien mengembangkan kesadaran diri, pemberdayaan, optimisme, harga
diri, tanggung jawab, kongruensi, dan otonomi. Dalam proses terapi, klien
sendiri yang menentukan tujuan konseling, konselor hanya membantu klien menjadi
lebih matang dan kembali melakukan aktualisasi diri dengan menghilangkan
hambatan-hambatannya.
2.
Konselor
Peran konselor client-centered secara umum adalah sebagai fasilitator, reflektor, dan motivator.
Secara khusus peran konselor adalah
sebagai berikut :
a) Menyediakan kondisi terapeutik agar klien dapat menolong dirinya dalam rangka mengaktualisasikan dirinya.
b) Penghargaan yang positif tanpa
syarat bagi klien (unconditional
positive regard)
c) Mendengarkan dan mengobservasi lebih jauh untuk mendapatkan aspek
verbal
dan emosional
klien.
d) Pemahaman empatik
untuk
melihat
kekeliruan dan inkongruensi yang dialami oleh klien.
e) Peduli dan ramah.
3.
Konseli
Dalam pendekatan Person
centered, perubahan terapeutik tergantung pada persepsi klien tentang
pengalamannya sendiri dalam terapi maupun sikap-sikap dasar konselor. Iklim
yang kondusif sangat berpengaruh terhadap eksplorasi diri klien, sehingga klien
bisa melepaskan belenggu-belenggu deterministik yang membuat dirinya berada
dalam penjara psikologis. Dengan meningkatnya kebebasan tersebut klien akan
lebih matang secara psikologis dan dalam mengaktualisasikan dirinya.
4.
Situasi
hubungan
Menurut Rogers dalam Mc Leod (2005), ada enam situasi yang
diperlukan bagi pengubahan kepribadian klien, yaitu:
1. Dua
orang yang berada dalam hubungan psikologis
2. Pertama,
klien sebagai bagian dari inkongruensi, lebih mudah terkena serangan dan
kecemasan
3. Kedua,
terapis yang sesuai dan terintegrasi dalam hubungan terapi
4. Terapis
mengalami unconditional positive regard kepada
klien
5. Terapis
yang mengalami pengertian dan empatik pada kerangka pikir internal klien dan
berusaha mengkomunikasikan perasaannya kepada klien
6. Komunikasi,
pengertian, empatik, menghargai, rasa hormat positif tak bersyarat kepada klien
hendaknya dapat dicapai.
G.
Mekanisme
Pengubahan
1.
Tahap-tahap
Konseling
Berikut ini adalah tahap-tahap konseling dengan pendekatan Person centered :
a)
Konseli datang kepada konselor atas kemauan
sendiri, jika hal ini tidak terjadi maka konselor harus mampu menciptakan
situasi yang sangat bebas dan permisif dengan tujuan agar konseli dapat memilih
apakah ia akan terus meminta bantuan atau membatalkannya
b)
Situasi konseling sejak awal adalah menjadi
tanggung jawab konseli (konseli yang menentukan tujuan konseling), untuk itu
konselor memfasilitasi dalam menggugah kesadaran klien
c)
Konselor menumbuhkan keberanian konseli agar ia
mampu mengungkapkan perasaannya, untuk itu maka konselor haruslah bersikap
ramah, bersahabat, dan menerima konseli apa adanya
d)
Konselor menerima perasaan klien serta
memahaminya
e)
Konselor berusaha agar konseli dapat memahami
dan menerima keadaan dirinya
f)
Konseli menentukan pilihan sikap dan tindakan
yang akan di ambil
g)
Konseli merealisasikan pilihannya itu
2.
Teknik-teknik
konseling
Tidak ada teknik yang spesifik pada pendekatan Person- centered. Karena menitikberatkan pada sikap-sikap terapis. Namun
ada beberapa teknik dasar seperti acceptance, mendengarkan secara aktif, congruence, merefleksikan perasaan dan menjelaskannya, serta nonjudgemental. Pendekatan Person-
centered mengutamakan hubungan konseli daripada perkataan dan perbuatan
konselor.
H.
Kelemahan
dan Kelebihan
1.
Kelebihan
a) Memiliki
sifat “aman”, karena dalam proses terapi sepenuhnya berfokus pada klien
sehingga tidak ada intervensi dan penghakiman dari konselor
b) Memandirikan
klien dengan refleksi perasaan sehingga klien mampu menemukan cara pemecahan
masalahnya sendiri
c) Memberi
jaminan yang lebih realistis bahwa para calon klien tidak akan mengalami
kerugian psikologis
d) Dalam
hal pengeksplorasi-an bidang sepenuhnya ditetapkan oleh klien
e) Rumusan-rumusannya
sebagai hipotesis yang dapat di uji dalam penelitian
f) Teori
Rogers tidak terbatas pada psikoterapi, roger's memadukannya dengan berbagai pendekatan misalnya penerapan untuk kelompok diagnostik dan kelompok multikultural
g) Memerlukan
waktu yang relatif lebih cepat dari pendekatan yang lain
2.
Kelemahan
a) Terlalu
terpusat pada klien sehingga terapis sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi
yang unik
b) Teknik
pada terapi person-centered, terkesan
tidak lebih dari teknik mendengar dan merefleksikan
c) pendekatan
person-centered gagal dalam mendekatkan pada perkembangan,
psikodinamik, behavioral, dan pendekatan lain yang dapat meningkatkan pemahaman
individu
d) Mendengarkan
dan peduli tidaklah cukup
e) Pendekatan ini adalah tidak sesuai bagi orang-orang yang
tidak termotivasi terhadap perubahan atau tidak memiliki kapasitas atau
kepentingan dalam memanfaatkan produktif sesi mereka
f)
Pendekatan ini
terlalu santai dan
tidak fokus, orang yang berada dalam krisis
atau lebih menyukai pendekatan yang lebih aktif,
terstruktur, dan efisien
mungkin merasa tidak
nyaman atau kecewa
g)
Person-centered
tidak
memiliki teknik untuk
membantu orang memecahkan masalah klien
I.
Rujukan
Capuzzi,
D. & Gross, D.R. 2007. Counseling and
Psychoteherapy : Theories and Interventions. Upper Saddle River, New
Jersey: Pearson Prentice-Hall
Corey,
G. 2009, Theory and Practice of
Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA : Brooks/Cole
Corey,
Gerald. 2009, Teori dan Praktik Konseling
dan Psikoterapi (terjemah), Bandung: Refika Aditama
Hall,
C.S & Lindzey, G. 1993. Teori-Teori
Holistik (Organismi-Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisius
Mc Leod, John. 2005. An Introduction To Counseling. New york : Open University Press
Seligman, Linda. 2006. Theories Of Counseling and Psychoterapy. Columbus, Ohio : Pearson
Merril Prentice
Sharf, R.S. 2004. Theories of Psychotherapies and Counseling : Concepts and cases. Pacivic
Grove, CA : Brooks/Cole
Willis, S. S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar