Sabtu, 28 Mei 2016

Client Center Approah

A.       Nama Pendekatan
1.      Non-directive therapy (menggambarkan Rogers dan para muridnya dalam melakukan riset terapi dengan pendekatan tidak langsung, pada tahun 1939).
2.      Client-centred (diambil dari judul buku Rogers yang ditulis tahun 1951)
3.      The person-centred therapy

B.       Sejarah Perkembangan
Carl Ransom Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di LaJolla, California, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers tidak memiliki banyak teman sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Dia membaca buku apa saja yang ditemuinya termasuk kamus dan ensiklopedi, meskipun ia sebenarnya sangat menyukai buku-buku petualangan. Ia pernah belajar di bidang agrikultural dan sejarah di University of Wisconsin. Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931.

Dari 1935 sampai 1940 ia mengajar di University of Rochester dan menulis Perlakuan Klinis Anak Soal (1939), berdasarkan pengalamannya dalam bekerja dengan anak-anak bermasalah. Dia sangat dipengaruhi dalam membangun kliennya-pendekatan terpusat oleh Freudian psikoterapi praktik-pos Otto Rank . Pada tahun 1940 Rogers menjadi profesor psikologi klinis di Ohio State University, di mana ia menulis buku keduanya, Konseling dan Psikoterapi (1942 ). Dan pada tahun 1942, Rogers menjabat sebagai ketua dari American Psychological Society.

Pada 1945, ia diundang untuk mendirikan sebuah pusat konseling di Universitas Chicago. Sementara menjadi seorang profesor psikologi di University of Chicago (1945-1957), Rogers membantu untuk mendirikan sebuah pusat konseling berhubungan dengan universitas dan di sana dilakukan penelitian untuk menentukan efektivitas metodenya. Temuan dan teorinya muncul Client-Centered Therapy (1951) dan Psikoterapi dan Kepribadian Perubahan (1954). Pada tahun 1956, Rogers menjadi Presiden pertama American Academy of psikoterapis. Ia mengajar psikologi di University of Wisconsin, Madison (1957-1963), ia menulis salah satu yang paling dikenal buku-bukunya, On becoming a Person (1961).

Rogers melanjutkan mengajar di University of Wisconsin sampai 1963, ia menjadi penduduk di Pusat Studi baru untuk Orang di La Jolla . Rogers meninggalkan WBSI untuk membantu menemukan Pusat Studi Orang pada tahun 1968. Buku berikutnya termasuk Carl Rogers on Personal Power (1977) dan Freedom to Learn for the 80's (1983). Dia tetap menjadi penduduk La Jolla selama sisa hidupnya, melakukan terapi, memberikan pidato dan menulis sampai kematian mendadak pada tahun 1987.

Pendekatan Person-centered yang dikembangkan Rogers pada tahun 1930, dibagi menjadi empat tahapan atau fase. Pertama, tahap perkembangan, termasuk tahun-tahun awal profesional roger. Kedua,  tahap non-directive nya menandai awal pengembangan teoritis dan penekanannya pada pemahaman klien dan mengkomunikasikan pemahaman itu.  Tahap ketiga, client-centered, melibatkan pengembangan lebih teoritis kepribadian dan perubahan paikoterapi, serta terus memfokuskan pada orang bukan pada teknik. Tahap keempat, person-centered, melalui psikoterapi individu yang meliputi konseling Mariage, terapi kelompok, dan aktivisme politik dan perubahan. pembentukan bertahap dari tahap ini dan kontribusi roger untuk psikoterapi dibahas berikutnya.

C.       Hakikat Manusia
Dalam pendekatan person-centered, orang didasarkan pada empat keyakinan utama: 1) orang yang dapat dipercaya, 2) orang mempunyai sifat bawaan untuk bergerak menuju aktualisasi diri dan kesehatan, 3) orang memiliki sumber daya inti untuk mengubah mereka ke arah diri yang positif (konstruktif), dan 4) orang merespon untuk mereka dianggap unik dunia (dunia fenomenologi). Aktualisasi diri dipandang sebagai pengalaman kemanusiaan yang paling berarti, sehingga dengan mengaktualisasikan dirinya, manusia dapat menikmati segala aspek kehidupannya.  Pada  sisi  lain  Rogers  memandang  manusia  adalah  sebagai makhluk sosial,  berkembang, rasional dan realistis. Manusia adalah subjek  yang  utuh,  aktif,  dan  unik.

D.       Perkembangan Perilaku
1.        Struktur Kepribadian
Perhatian utama Rogers kepada perkembangan atau perubahan kepribadian, karena itu ia tidak menekankan kepada struktur kepribadian. Walaupun demikian, Rogers mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu: organisme dan self.
a)        Organisme
Merupakan locus (tempat semua pengalaman). Totalitas pengalaman, baik disadari maupun tidak disadari membangun medan fenomenal (phenomenal field), medan fenomenal menjadi “frame of reference” individu yang hanya diketahui individu itu sendiri. Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya (realitas) dan satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni bertujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
b)        Self
Self (yang sekarang dikenal sebagai self concept) merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers. Rogers mengartikan selft sebagai “persepsi tentang hubungan I atau me dan mempersepsi hubungan I  atau me dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan keyakinan persepsi tersebut”. Atau “keyakinan tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri”.

2.        Pribadi Sehat dan Bermasalah
Pribadi sehat adalah Terdapatnya keseimbangan antara organisme, lapangan fenomena dan self sebagai hasil dari interaksi individu untuk selalu berkembang. Sedangkan pribadi yang bermasalah adalah Adanya ketidakseimbangan/ketidaksesuaian antara pengalaman organismik dan self yang menyebabkan individu merasa rapuh dan mengalami salah suai.

E.        Hakikat Konseling
Pendekatan Person Centered pada dasarnya berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan yang ditujukan oleh konselor/terapis terhadap klien, dimana masing-masing saling mengungkapkan atau memperlihatkan kemanusiaannya dan berpartisipasi dalam pengalaman pertumbuhan. Konseling menurut Rogers merupakan sesuatu yang diperlukan untuk individu dalam mencapai kesadaran untuk mengaktualisasikan diri.

F.        Kondisi Pengubahan
1.        Tujuan
Tujuan utama dalam terapi Person centered adalah untuk memfasilitasi kepercayaan dan kemampuan individu pada saat ini. Tujuan khususnya dalah membantu klien mengembangkan kesadaran diri, pemberdayaan, optimisme, harga diri, tanggung jawab, kongruensi, dan otonomi. Dalam proses terapi, klien sendiri yang menentukan tujuan konseling, konselor hanya membantu klien menjadi lebih matang dan kembali melakukan aktualisasi diri dengan menghilangkan hambatan-hambatannya.
2.        Konselor
Peran konselor client-centered secara umum adalah sebagai fasilitator, reflektor, dan motivator. Secara khusus peran konselor adalah sebagai berikut :
a)    Menyediakan kondisi terapeutik agar klien dapat menolong dirinya dalam  rangka mengaktualisasikan dirinya.
b)    Penghargaan yang positif tanpa syarat bagi klien (unconditional positive regard)
c)    Mendengarkan dan mengobservasi lebih jauh untuk mendapatkan aspek verbal dan emosional klien.
d)    Pemahaman  empatik  untuk  melihat  kekeliruan  dan inkongruensi yang dialami oleh klien.
e)    Peduli dan ramah.
3.        Konseli
Dalam pendekatan Person centered, perubahan terapeutik tergantung pada persepsi klien tentang pengalamannya sendiri dalam terapi maupun sikap-sikap dasar konselor. Iklim yang kondusif sangat berpengaruh terhadap eksplorasi diri klien, sehingga klien bisa melepaskan belenggu-belenggu deterministik yang membuat dirinya berada dalam penjara psikologis. Dengan meningkatnya kebebasan tersebut klien akan lebih matang secara psikologis dan dalam mengaktualisasikan dirinya.
4.        Situasi hubungan
Menurut Rogers dalam Mc Leod (2005), ada enam situasi yang diperlukan bagi pengubahan kepribadian klien, yaitu:
1.      Dua orang yang berada dalam hubungan psikologis
2.      Pertama, klien sebagai bagian dari inkongruensi, lebih mudah terkena serangan dan kecemasan
3.      Kedua, terapis yang sesuai dan terintegrasi dalam hubungan terapi
4.      Terapis mengalami unconditional positive regard kepada klien
5.      Terapis yang mengalami pengertian dan empatik pada kerangka pikir internal klien dan berusaha mengkomunikasikan perasaannya kepada klien
6.      Komunikasi, pengertian, empatik, menghargai, rasa hormat positif tak bersyarat kepada klien hendaknya dapat dicapai.

G.       Mekanisme Pengubahan
1.        Tahap-tahap Konseling
Berikut ini adalah tahap-tahap konseling dengan pendekatan Person centered :
a)        Konseli datang kepada konselor atas kemauan sendiri, jika hal ini tidak terjadi maka konselor harus mampu menciptakan situasi yang sangat bebas dan permisif dengan tujuan agar konseli dapat memilih apakah ia akan terus meminta bantuan atau membatalkannya
b)        Situasi konseling sejak awal adalah menjadi tanggung jawab konseli (konseli yang menentukan tujuan konseling), untuk itu konselor memfasilitasi dalam menggugah kesadaran klien
c)        Konselor menumbuhkan keberanian konseli agar ia mampu mengungkapkan perasaannya, untuk itu maka konselor haruslah bersikap ramah, bersahabat, dan menerima konseli apa adanya
d)        Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya
e)        Konselor berusaha agar konseli dapat memahami dan menerima keadaan dirinya
f)         Konseli menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan di ambil
g)        Konseli merealisasikan pilihannya itu
2.        Teknik-teknik konseling
Tidak ada teknik yang spesifik pada pendekatan Person- centered. Karena menitikberatkan pada sikap-sikap terapis. Namun ada beberapa teknik dasar seperti acceptance, mendengarkan secara aktif, congruence, merefleksikan perasaan dan menjelaskannya, serta nonjudgemental. Pendekatan  Person- centered mengutamakan hubungan konseli daripada perkataan dan perbuatan konselor.

H.       Kelemahan dan Kelebihan
1.      Kelebihan
a)    Memiliki sifat “aman”, karena dalam proses terapi sepenuhnya berfokus pada klien sehingga tidak ada intervensi dan penghakiman dari konselor
b)    Memandirikan klien dengan refleksi perasaan sehingga klien mampu menemukan cara pemecahan masalahnya sendiri
c)    Memberi jaminan yang lebih realistis bahwa para calon klien tidak akan mengalami kerugian psikologis
d)    Dalam hal pengeksplorasi-an bidang sepenuhnya ditetapkan oleh klien
e)    Rumusan-rumusannya sebagai hipotesis yang dapat di uji dalam penelitian
f)     Teori Rogers tidak terbatas pada psikoterapi, roger's memadukannya dengan berbagai pendekatan misalnya penerapan untuk kelompok diagnostik dan kelompok multikultural
g)    Memerlukan waktu yang relatif lebih cepat dari pendekatan yang lain
2.      Kelemahan
a)    Terlalu terpusat pada klien sehingga terapis sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik
b)    Teknik pada terapi person-centered, terkesan tidak lebih dari teknik mendengar dan merefleksikan
c)    pendekatan person-centered gagal dalam mendekatkan pada perkembangan, psikodinamik, behavioral, dan pendekatan lain yang dapat meningkatkan pemahaman individu
d)    Mendengarkan dan peduli tidaklah cukup
e)    Pendekatan ini adalah tidak sesuai bagi orang-orang yang tidak termotivasi terhadap perubahan atau tidak memiliki kapasitas atau kepentingan dalam memanfaatkan produktif sesi mereka
f)     Pendekatan ini terlalu santai dan tidak fokus, orang yang berada dalam krisis atau lebih menyukai pendekatan yang lebih aktif, terstruktur, dan efisien mungkin merasa tidak nyaman atau kecewa
g)    Person-centered  tidak memiliki teknik untuk membantu orang memecahkan masalah klien


I.          Rujukan
Capuzzi, D. & Gross, D.R. 2007. Counseling and Psychoteherapy : Theories and Interventions. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice-Hall

Corey, G. 2009, Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA : Brooks/Cole

Corey, Gerald. 2009, Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi (terjemah), Bandung: Refika Aditama

Hall, C.S & Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Holistik (Organismi-Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisius

Mc Leod, John. 2005. An Introduction To Counseling. New york : Open University Press

Seligman, Linda. 2006. Theories Of Counseling and Psychoterapy. Columbus, Ohio : Pearson Merril Prentice

Sharf, R.S. 2004. Theories of Psychotherapies and Counseling : Concepts and cases. Pacivic Grove, CA : Brooks/Cole


Willis, S. S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jenis Umum dan Type Riset

Berbagai tradisi penelitian untuk menganalisis data kualitatif. Apakah mungkin sejumlah karakteristik prosedur analisis kualitatif bis...